Jumat, 13 November 2020
Rabu, 21 Oktober 2020
Partai Golkar 56 Tahun Perjalanan Panjang Sebuah Partai Politik
Partai Golkar 56 Tahun Perjalanan Panjang Sebuah Partai Politik
_Oleh Dasman Djamaluddin_
"Pada malam hari ini kami kader Partai Golkar datang untuk memberikan penghormatan sekaligus berdoa mengenang arwah pahlawan yang telah mendahului kita," ujar Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto, pada saat ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata, Senin malam, 19 Oktober 2020,
dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Partai Golkar ke-56.
Ketua Umum Partai Golkar tersebut mengimbau kepada seluruh kader Golkar agar menanamkan rasa saling peduli untuk bangsa dan negara.
"Kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para Pahlawannya. Mari bergerak maju menatap masa depan, kobarkan semangat juang tanpa mengenal lelah, demi meraih kemenangan untuk kebesaran Partai Golkar," kata Airlangga.
Dilansir dari situs "Antara," Airlangga dan kader Partai Golkar memberi penghormatan dan berdoa mengenang arwah para pahlawan.
Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormasnya dalam kehidupan politik, baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat.
Tepat pada Hari Ulang Tahun Partai Golkar ke-56, Selasa, 20 Oktober 2020, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto diundang saat webinar Nasional. Ia menyatakan optimistis mampu melawan dan melampaui wabah Covid-19, lalu bangkit bersama, terutama di daerah-daerah sepatutnya digaungkan semua pihak.
Menkes mengapresiasi Partai Golkar yang peduli terhadap kondisi bangsa dan masyarakat yang saat ini sedang berjuang melawan pandemi Covid-19.
_Perjalanan Panjang Golkar_
Golongan Karya, dulu semasa Presiden Soeharto berkuasa enggan memakai imbuhan Partai. Jadi cukup Golongan Karya saja.
Di masa Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun, Golkar memperoleh hak istimewanya. Di masa ini, seorang Presiden memegang tiga wewenang sekaligus. Dia adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (sekarang TNI), dia adalah Kepala Eksekutif dan sangat kontroversial, dia juga adalah Ketua Dewan Pembina Golkar. Sementara kedua partai politik lainnya, masing-masing Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) seakan-akan terpinggirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Memang kalimat “seakan-akan” memberi arti bahwa tidak terlalu terlihat apa yang dilakukan oleh Presiden. Jika ada acara-acara ketiga partai tersebut, Presiden selalu menghadiri acara Golkar.Tetapi kalau berlangsung acara dua Partai Politik lainnya, yang hadir cukup wakil yang ditunjuk oleh Presiden. Pada waktu ini, tidak ada kata kalah dalam kamus Golkar jika sedang melaksanakan Pemilihan Umum. Golkar selalu menang.
Tetapi pada 21 Mei 1998, Ketua Dewan Pembina Golkar, Soeharto lengser dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Sudah tentu Golkar ikut terseret ke dalamnya dan dianggap bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan Soeharto selama 32 tahun. Golkar dihujat, dicaci maki, malah ada yang berkeinginan agar Golkar dibubarkan.
Keinginan membubarkan Golkar ini bukan hanya datang dari sebahagian masyarakat, tetapi juga dari penyelenggara negara di masanya, sebut saja Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ketika mengeluarkan Maklumat Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001, Gus Dur memaklumkan di poin ke-3nya untuk membekukan Golkar dengan dalih untuk menyelematkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur Orde Baru. Akhirnya sejarah berkata lain, keinginan untuk membekukan Golkar ditolak Mahkamah Agung.
Di era Reformasi, pada 7 Maret 1999 Golkar mendeklarasikan diri sebagai Golkar “baru,” di bawah Ketua Umumnya, Ir.Akbar Tandjung. Di Pemilihan Umum, Juni 1999, Golkar sudah memakai imbuhan Partai. Lengkapnya Partai Golkar. Pada waktu ini masih meraih suara kedua, di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Partai Golkar terus berbenah diri. Ketua Umumnya silih berganti, dari Akbar Tandjung ke Jusuf Kalla dan sekarang Aburizal Bakrie. Sepertinya baru sekarang ini, Partai Golkar menghadapi dilema. Pencalonan Aburizal Bakrie sebagai Presiden RI mengundang kritikan-kritikan tajam, terutama dari Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Elektabilitas Aburizal tidak pernah mampu menandingi calon-calon Presiden RI lainnya. Ada himbauan agar Aburizal mundur saja dari pencalonan dan menggantinya dengan kader-kader Golkar yang lain.
Di detik-detik terakhir Aburizal masih tetap ngotot menjadi Calon Presiden RI. Bahkan hingga Rapimnas Golkar terakhir ada kalimat yang seakan-akan mengatakan, Aburizal adalah satu-satunya wakil sah yang diusung partai berlambang beringin itu untuk menjadi Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden RI. Jika ada kader-kader Golkar yang mendukung calon lain selain Aburizal Bakrie, maka silahkan mengundurkan diri dari jabatan strukturalnya. Faktanya, bisa kita saksikan banyak yang mengundurkan diri.
Di calon partai lain, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berkembang pula gerak cepat dinamika partai. PDI-P memilih Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Partai Golkar menjadi Calon Wakil Presiden RI mendampingi Joko Widodo. Sepertinya Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie salah tingkah. Mereka menerima jabatan setingkat Menteri dan tidak lagi mendesak jabatan Wakil Presiden atau Presiden, karena posisi itu sudah diisi partai-partai yang berkoalisi lebih dulu. Akhirnya Partai Golkar berlabuh ke Calon Presiden Prabowo.
Memang ada persoalan , mengapa Partai Golkar secara resmi mendukung Gerindra yang jelas jelas Calon Presiden dan Wakil Presidennya berasal dari partai lain. Sementara PDI-P mengusung Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Golkar sebagai Calon Wakil Presiden RI ? Nah, boleh jadi jika nantinya Aburizal Bakrie suatu ketika tidak menjabat Ketua Umum Partai Golkar menjadi Calon Presiden atau Wakil Presiden, boleh saja kader Golkar yang resmi pun tidak wajib mendukungnya. Kalau demikian, apa yang terjadi sekarang ini di Partai Golkar. Sudah tidak adakah rasa soliditas dan solidaritas di antara sesama kader? Kalaulah bisa disebut politik dua kaki, tetapi tidak eloklah melakukan hal demikian. Kecuali kalau Jusuf Kalla bertarung bukan sebagai Calon Wakil Presiden RI.
Inilah yang banyak disesalkan kader-kader Golkar lainnya. Jika semua kader Golkar yang mendukung Jusuf Kalla di PDI-P diwajibkan melepas jabatan strukturalnya, tetapi tidak mungkinlah terhadap Jusuf Kalla. Ia tumbuh dengan sendirinya sebagai kader Golkar yang berhasil. Bagi Jusuf Kalla dengan mengunjungi kediaman Suhardiman, pendiri Partai Golkar dan Soksi, di Cipete, Jakarta Selatan baru-baru ini secara tidak langsung memberikan contoh, beginilah seharausnya kader Golkar berbuat.
Sangat jelas apa yang dikatakan Jusuf Kalla, "Saya datang sebagai kader Golkar dan mantan Ketua Umum Golkar. Datang ke sini untuk minta restu kepada pendiri Golkar," kata Jusuf Kalla di kediaman Suhardiman Jl. Kramat Batu No.1 Cipete, Jakarta Selatan, Senin, 26 Mei 2014.
Suhardiman merupakan satu satunya pendiri Golkar yang masih hidup pada waktu itu. Di usia senjanya ia tetap mengikutin perkembangan politik di Tanah Air.
"Saya tetap mengikuti perkembangan politik dan tahu kalau Pak JK maju dalam Pilpres mendampingi Jokowi. Saya mendukung dan mendoakan Pak JK dan Jokowi agar terpilih dan membawa rakyat Indonesia jadi makmur dan sejahtera," kata Suhardiman.
"Dalam sejarahya, pemimpin kita itu ada yang keluar masuk penjara, yakni Soekarno. Kedua adalah yang punya wibawa, yakni Soeharto. Ketiga yang akan memimpin Indonesia diramalkan adalah Satrio Piningit. Saya melihat ada tokoh yang datang dari bawah dan itu Pak Jokowi. Jadi Satrio Piningit itu tidak lain Jokowi," kata Suhardiman.
Di kalimat terakhir Suhardiman ini saya mengomentari Wallahualam. Kita tunggu saja hasil pemilihan Presiden, Juli 2014. Yang jelas pertemuan Suhardiman dan Jusuf Kalla ingin meninggalkan pesan, hendaknya di antara kader Golkar, rasa soliditas dan solidaritas serta saling mendukung tetap dipertahankan kader-kader Golkar. Kalau tidak mereka yang melakukan siapa lagi?
Ini yang saya puji dari Suhardiman, satu-satunya pendiri Golkar yang pada waktu itu masih hidup. Prof. Dr. Suhardiman, S.E. adalah tokoh politik yang telah melewati 5 masa kepemimpinan Indonesia: zaman Hindia Belanda, zaman Jepang, Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, dan masa reformasi. Lahir: 16 Desember 1924,Surakarta dan meninggal, 13 Desember 2015, di Cipete Selatan, Jakarta.
Senin, 12 Oktober 2020
Berakhirnya Kepengurusan ICMI Orda Depok 2011-2016 Tanpa Kesan
Berakhirnya ICMI Orda Depok 2011-2016 Tanpa Kesan
_Oleh Dasman Djamaluddin_
Sebagai anggota Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orda Kota Depok Periode 2011-2016 sudah tentu saya kecewa dengan kepengurusan lama ini, karena kurangnya informasi kepada anggotanya.
Sebagai Ketua Divisi Hukum dan HAM di dalam kepengurusan lama, saya terkejut dengan diselenggarakannya Musyawarah Daerah (Musda) ICMI Orda Kota Depok, mengambil tema: " Mengokohkan Peran ICMI dalam Membangun Kota Depok, " yang digelar pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020 di Aula Kampus STEI SEBI dan menetapkan Nurhadi MM sebagai Ketua ICMI Orda Depok periode 2020-2025.
Terkejut, bukan berarti kecewa, karena sebelum pelantikan ini, sudah dibentuk diangkat Pejabat Sementara Ketua ICMI Depok yang diemban H. Minda, S.IP dan Pjs. Sekretaris H. Mulyadi, S. Pdi, M. Si. Jika kecewa sudah tentu saya tujukan kepada Ketua ICMI Orda Depok Periode 2011-2016. Kenapa demikian?
Kecewa mungkin saya tujukan kepada Ketua Pengurus ICMI Organisasi Daerah Depok, Periode 2011-2016, Ir. Djoko Prabowo dan Sekretaris, Muhammad Alfin, S.E.
Bayangkan, kami bertemu terakhir kali ketika bertepatan dengan Milad Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-72, Selasa, 5 Februari 2019. Kami yang tergabung dalam ICMI Kotamadya Depok Periode 2011-2016 bersilaturahmi di sebuah tempat di Depok.
Terlihat dalam pertemuan itu, dari kiri, Wakil Ketua Majelis Pengurus ICMI Organisasi Daerah Kota Depok, Dra. Irna Syafei, MPd; Sekretaris Divisi Kelembagaan Organisasi, Ir. Sahrul Polontalo; Ketua Divisi Hukum dan HAM, Dasman Djamaluddin,S.H, M.Hum; Ketua Pengurus ICMI Organisasi Daerah Depok, Ir. Djoko Prabowo dan Sekretaris, Muhammad Alfin, S.E. Sementara yang hadir dan tidak terlihat di foto, Wakil Ketua, Dr. H. Fakhrurrozi.
Bagaimana pun kita semua yang hadir tidak mungkin lupa, ketika Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terletak di Jalan Nusantara Raya 5-7 Depok, pada hari Minggu, 24 Juli 2011 malam, menjadi saksi sejarah kesinambungan dan kebangkitan ICMI Organisasi Daerah (Orda) Kota Depok.
Hal ini dikarenakan, sebelumnya gedung itu pun dipakai sebagai ajang pemilihan Ketua baru ICMI Orda Kota Depok dalam acara Musyawarah Daerah Pertama tanggal 22 Mei 2011. Bahkan gedung itu pula akan, di salah satu ruangannya, menjadi sekretariat tetap ICMI Orda Kota Depok.
Tetapi yang kita sayangkan, setelah pertemuan terakhir, tidak pernah bertemu lagi. Juga informasi tentang ICMI Orda Depok tidak terdengar di telinga saya. Sungguh amat disayangkan.
Sabtu, 08 Agustus 2020
BUYA HAMKA
Hari ini, saya mengutip pernyataan Buya Hamka yang ditayangkan putra laki-lakinya, Afif Hamka di Face Book.
" Mengukur tujuan hidup kebendaan inilah yang membawa banyak penyakit bagi negara. Perebutan pangkat, kursi dan kemegahan, karena kehilangan tujuan hidup yang sejati. Menimbulkan cabang-cabang dosa. Di antaranya ialah kehilangan rasa malu."
Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah berasal dari Minangkabau. Ia diberi gelar Datuk Indomo. Lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada tanggal 17 Februari 1908 –meninggal di Jakarta, pada tanggal 24 Juli 1981 di usia 73 tahun.
Hamka adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia juga terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan.
Buya Hamka pernah menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.
Atas perjuangannya di bidang agama Islam, maka Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Buya Hamka banyak menulis buku. Di antaranya: "Tafsir Al-Azhar," Tenggelamnya Kapal Van der Wijck," Di Bawah Lindungan Ka'bah."
Di ambil dari wikipedia, putra-putri Buya Hamka, dari pasangan dengan Sitti Raham yang dinikahinya dari tahun 1929 hingga meninggalnya tahun 1972 dan Hajah Siti Khadijah, yang dinikahinya dari tahun 1973 hingga meninggalnya Buya Hamka tahun 1981, adalah :
Rusydi Hamka,
Irfan Hamka,
Aliyah Hamka
Afif Hamka,
Hisyam Hamka,
Husna Hamka,
Fathiyah Hamka-Vickri
Helmi Hamka,
Syakib Arsalan Hamka,
Azizah Hamka,
Fachry Hamka, dan
Zaki Hamka.
Jika melihat foto di atas, dari kiri ke kanan adalah Afif Hamka, Azizah Hamka, Fathiyah Hamka (usia 73 tahun) dan Syakib Arselan Hamka atau Amir Syakib (putra bungsu Buya Hamka).
Sedangkan di foto lainnya terlihat Syakib yang paling kiri, Azizah, Istri Buya Hamka Sitti Khadijah, Fathiyah Hamka -Vickri (pakai baju merah) dan paling kanan sekali Syakib Arselan Hamka.
Kamis, 30 Juli 2020
TERNYATA SADDAM HUSSEIN ITU TIDAK KEJAM
Kamis, 23 Juli 2020
SASTRAWAN DAN ULAMA ITU WAFAT DI HARI DAN BULAN YANG BAIK
ALMAMATER
Jumat, 15 Mei 2020
Masalah Palestina di Harian "Sriwijaya Post"
Senin, 27 April 2020
DI USIA 89 TAHUN, GORBACHEV BICARA VIRUS CORONA DI "TIME"
_Oleh Dasman Djamaluddin_
Mikhail Sergeyevich Gorbachyov adalah politikus Rusia dan pemimpin Uni Soviet periode 1985 hingga bubarnya pada tahun 1991. Pada tanggal 11 Maret 1985, ia menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet kelima.
Gorbachev lahir pada 2 Maret 1931, berarti usianya sekarang, 89 tahun. Di usia senja seperti itu, ia baru saja muncul di "TIME," 15 April 2020.
Dalam wawancara itu, Gorbachev menegaskan, ia masih berharap, dunia setelah virus corona bisa bersatu lagi. Ia mengakui virus corona bisa membuat perpecahan, tetapi yakin seusai virus corona, bisa bersatu kembali.
Konsepnya tentang persatuan masyarakat internasional pernah ia kemukakan sebelumnya. Ia pernah mengatakan di masa jabatan kepresidenannya pada 15 Maret 1990 – 25 Desember 1991. Bagi dunia internasional, kebijakan Gorbachev, glasnost ("keterbukaan") dan perestroika ("restrukturisasi") serta konferensi puncak dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan reorientasi tentang tujuan strategis Soviet, berkontribusi mengakhiri Perang Dingin.
Semua ini merupakan karya cemerlang Gorbachev. Meskipun dengan menghapus peran konstitusional Komunis, dan secara tidak sengaja menyebabkan bubarnya Uni Soviet, Gorbachev dianugerahi Medali Perdamaian Otto Hahn pada tahun 1989, Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1990 dan Harvey Prize pada tahun 1992 serta gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas.
Sebelumnya peran Gorbachev di pemerintahan pun bertambah waktu itu. Namanya cepat dikenal saat-saat itu. Karena populernya nama Gorbachev, malah ketika Andropov meninggal pada 1984, muncul spekulasi bahwa Gorbachev akan naik menjadi penggantinya, meski tidak terjadi.
Konstantin Chernenko kemudian terpilih menggantikan Andropov. Namun Gorbachev tidak butuh waktu lama untuk kesempatan kedua, karena Chernenko meninggal tidak sampai setahun kemudian.
Tidak memiliki pesaing kuat lainnya, Gorbachev kemudian dipilih sebagai Sekjen Partai Komunis sekaligus pemimpin Soviet, pada 11 Maret 1985. Selama enam tahun berkuasa, Gorbachev melakukan banyak reformasi dan merubah kebijakan luar negeri. Dia juga membangun hubungan yang lebih baik dengan Amerika Serikat.
Pada akhir 1980-an, Uni Soviet pun pecah berkeping-keping. Banyak wilayah menuntut untuk merdeka. Perekonomian jatuh, mendorong kehancuran Soviet dengan cepat.
Itulah sebabnya Gorbachev menyatakan mundur sebagai presiden pada Desember 1991.
Keruntuhan Tembok Berlin pada tahun 1989 dan berakhirnya Perang Dingin antara kubu Timur dan Barat yang telah berlangsung lama merupakan suasana yang melingkupi dasawarsa 80 hingga 90-an. Dan atas dasar dua kejadian tersebut, Komite Nobel memberikan penghargaan Nobel Perdamaian kepada Presiden Mikhail Gorbachev pada tahun 1991.
Presiden Soviet, Gorbachev, dikudeta pagi-pagi buta. Uni Soviet kembali ke garis keras. Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, yang dikenal dengan politik pintu terbukanya (perestroika), akhirnya tersingkir. Berita menggemparkan dunia ini disiarkan kantor berita Soviet TASS. Di situ disebutkan, "Presiden Mikhail Gorbachev, karena alasan kesehatan, digantikan wakilnya Gennady Yanayev." Namun, tak disebutkan, sebetulnya telah terjadi kudeta di Uni Soviet.
Mikhail Gorbachev, sebagai pemimpin terakhir Uni Soviet, dengan tenang mengatakan dia sebenarnya memperkirakan hasil yang berbeda dari perubahan 1989.
Namun dia tidak keberatan untuk mengulanginya lagi dengan hasil seperti yang sekarang ini.
Adalah kebijakan Gorbachev yang memicu Revolusi 1989, yang menyapu Komunisme dari Eropa Timur.
Dan dua tahun kemudian, Uni Soviet yang kemudian terpecah. Hal itu -bagi banyak warga Rusia- membuat kepemimpinan Gorbachev tetap menjadi perdebatan. Tetapi, runtuhnya tembok Berlin salah satu perubahan di negara komunis pengaruh pembaruan Gorbachev.
Sayang sekali, walau mendapat sejumlah pengakuan internasional, Gorbachev tidak dianggap dalam politik Rusia.
Ketika Vladimir Putin naik ke puncak kekuasaan Rusia, dengan hati-hati Gorbachev memuji Vladimir Putin secara pribadi, sebagai pemimpin yang menstabilkan negara itu, namun mencatat sejumlah kekeliruan dalam cara pemerintahan di Rusia.
Dia meremehkan Rusia Bersatu –partai utama yang mendukung Putin- sebagai copy dari Partai Komunis di jaman Uni Soviet. Dan dia menegaskan Rusia memerlukan demokrasi yang lebih besar.
"Kami harus melakukan transformasi negara, kami perlu memodernisasi negara kami," tuturnya.
Dan hal itu, tambahnya, tidak bisa dicapai dengan tekanan maupun dengan mengeluarkan perintah.
"Hal itu hanya bisa dilakukan melakui demokrasi lewat penguatan lingkungan yang demokratis dan bebas dengan partisipasi rakyat.
Dalam pandangannya Rusia jelas harus melakukannya itu sendiri tanpa kuliah dari negara lain.
Kalau Putin kadang-kadang keras, kata Gorbachev, itu lebih merupakan gaya saja, termasuk kepemimpinan bersama antara Perdana Menteri Putin dan Presiden Dmitry Medvedev.
Bagaimanapun dia merasa terprovokasi dengan isyarat terbaru dari Putin untuk kembali ke kursi presiden tahun 2012, yang berarti Putin memerintah negara itu untuk 12 tahun lagi.
"Saya tidak suka perkataan ‘saya akan duduk dengan perdana menteri dan kami akan memutuskan," katanya tegas.
“Menurut saya hal itu sebaiknya diputuskan oleh pemilih, oleh rakyat dan saya tidak mendengar dia mengatakan rakyat. Saya kira itu tidak benar.”
_Tentang Tuduhan kepada Gorbachev_
Salah satu tuduhan atas kepemimpinan Gorbachev adalah dia mungkin terlalu cepat mendorong perubahan. Tetapi dibantah Gorbachev, bahwa perubahan itu tidak cukup cepat.
Tahun 2016, saya membaca sebuah majalah perjalanan Traveller, edisi Januari 2016. Cover majalah tersebut berjudul "Moskow Kini", menginspirasi saya untuk menulis perjalanan saya ke negara yang diberi julukan berbagai nama, Beruang Merah dan Tirai Besi.
Jika di majalah tersebut penulisnya Jeffrey Tayler mengisahkan perjalanannya dengan baik, memang demikianlah situasi dan kondisi kota Moskow sekarang ini. Apalagi penulisnya telah menetap selama 22 tahun di Moskow. Hal itu sudah tentu berbeda dengan saya yang hanya pada bulan Desember 1992 itu saja ke Moskow. Tetapi meskipun demikian, banyak hal yang kita lihat dan pelajari dari kota Moskow, yaitu bangsa Rusia menjadikan sejarah sebagai ujung tombak perjalanan bangsanya, sehingga bisa maju.
Saya sedikit menceritakan perjalanan ke ibukota Rusia itu, tanggal 22 Desember 1992 itu. Udara kota Moskow sangat dingin setiap bulan Desember. Salju mulai turun. Saya hadir di sana saat-saat negara itu sedang dalam peralihan. Mikhail Gorbachev yang disebut-sebut sebagai tokoh pembaruan Uni Soviet (nama Rusia waktu itu), ketika itu tidak lagi berada di kantornya. Peralihan kekuasaan secara damai sedang berlangsung di sana.
Sudah tentu keadaan masyarakat juga sedikit terganggu. Ada di antara mereka acuh tak acuh dengan pembaruan yang dikumandangkan Gorbachev. Yang jelas, sejak dikumandangkannya pembaruan di Uni Soviet, rakyat terjebak ke arah perbedaan pendapat. Di berbagai kota di Moskow, saya menyaksikan dari dekat banyaknya para pengemis dan kaki lima-kaki lima penjual pakaian bekas. Menyedihkan.
Waktu itu, memang Gorbachev, adalah tokoh pembaharu dan penganut Lenin yang setia. Ia mengumandangkan kosep Perestroika, dan merumuskan prinsip dasar-dasarnya. Pada akhirnya, rakyat Uni Soviet tidak memahami apa yang dilakukannya. Ia pun mengundurkan diri sebagai presiden pada Desember 1991.
Banyak yang mengatakan bahwa ia mengundurkan diri karena masalah kesehatan.Tetapi ada juga yang mengatakan, Gorbachev dikudeta. Gorbachev kemudian digantikan oleh Yeltsin. Jadi kepergian saya ke Uni Soviet, berada di bawah kepemimpinan Yeltsin.
Akhirnya Yeltsin pada tanggal 31 Desember 1999, di bawah tekanan internal yang besar, pun mengumumkan pengunduran dirinya, meninggalkan kursi kepresidenan dan menyerahkan pimpinan Rusia ke tangan Perdana Menteri Vladimir Putin .
Terpilihnya Putin sangat tepat bagi Rusia. Mikhail Gorbachev ketika bertemu dengan Putin pada bulan Agustus 2000 memastikan dia tidak akan merusak Demokrasi Rusia. Begitu pula Boris Yeltsin menyatakan Putin kepada seluruh rakyat Rusia bahwa "Dia dapat mengulangi kejayaan Rusia yang baru pada abad 21".
Yang menarik pula dari Gorbachev ini, ia pada 1997, membutuhkan sejumlah uang. Jadi dia membuat iklan Pizza Hut. Tentu saja ada lebih banyak cerita dari itu, tetapi tidak terlalu banyak. Dia dilaporkan menerima $ 1 juta untuk tempat itu. "Saya pikir itu adalah makanan rakyat," kata Gorbachev kepada "New York Times" setelah syuting. "Inilah sebabnya jika nama saya berfungsi untuk kepentingan konsumen, persetan dengan itu - saya bisa mengambil risiko."
Selama di Kebijakan Luar Negeri , Paul Musgrave menceritakan kisah itu:
Gorbachev telah mengalami nasib yang sama seperti banyak pensiunan Soviet, yang telah menantikan pensiun yang murah hati hanya untuk menemukan diri mereka dipaksa untuk bergegas dan mengikis untuk bertahan ketika ekonomi Rusia runtuh di sekitar mereka — menyusut 30 persen antara 1991 dan 1998. Yayasan Gorbachev, juga, terhuyung-huyung, bahkan biaya kuliah Gorbachev yang signifikan tidak dapat menopang keluarga dan yayasan serta stafnya, apalagi proyek yang mungkin ingin dikejar untuk meninggalkan warisan. Bahkan sumbangan dermawan dari Ted Turner hanya berjalan sejauh ini.
Gorbachev bertekad untuk tetap di Rusia dan berjuang untuk reformasi, bukan untuk mengambil kehidupan pengasingan yang dibayar dengan baik di luar negeri.Untuk melakukan itu, dia akan membutuhkan uang untuk mendanai pusatnya, stafnya, dan kegiatannya - mendesak. Seperti yang kemudian dikatakan Gorbachev pada "France 24," ketika ditanya tentang iklan itu, “Saya harus menyelesaikan bangunan. Para pekerja mulai pergi — saya perlu membayar mereka ... "
(Setelah berbulan-bulan negosiasi) Gorbachev akhirnya menyetujui — dengan syarat. Pertama, dia akan memiliki persetujuan akhir atas naskah. Itu bisa diterima. Kedua, dia tidak mau makan pizza di film. Pizza Hut yang kecewa itu.
"Kami selalu ingin pahlawan iklan memakan pizza," (kata Pizza Hut, eksekutif Scott). Helbing berkata.
Gorbachev memegang teguh. " Sebagai mantan pemimpin, saya tidak akan melakukannya,'" Helbing mengingat perkataan Gorbachev.
Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, pernah diselenggarakan reseps Hari Revolusi ke-72 Uni Soviet di Hotel Hyatt Aryaduta, Jakarta pada tahun 1989. Menurut laporan Majalah "Tempo," edisi 18 November 1989, resepsi tersebut dihadiri sekitar 500 undangan.
Sekitar setengah jam setelah minuman cocktail diedarkan, Duta Besar Uni Soviet Vladimir M. Semyonov mengangkat gelasnya. "Marilah kita angkat gelas untuk kesehatan Presiden Soeharto dan kesejahteraan bangsa Indonesia", ujarnya. Menhankam L.B. Moerdani, yang malam itu bertindak selaku Menteri Luar Negeri ad interim, membalas dengan mengajak hadirin melakukan toast, "Untuk kesehatan Yang Mulia Ketua Soviet Tertinggi Mikhail Gorbache...
Senin, 20 April 2020
MEREBAKNYA VIRUS CORONA DI IRAK HINGGA MUNCULNYA VIDEO PALSU SADDAM HUSSEIN
_Oleh Dasman Djamaluddin_
Irak, merupakan sebuah negara Arab berbentuk republik yang merdeka dan berdaulat di Timur Tengah.
Mengenai merebaknya virus corona di dunia, juga terasa di Irak. Banyak
anggota keluarga yang meninggal karena virus corona merupakan mimpi buruk tak berujung bagi warga Irak.
Saad Malik merupakan salah satu orang mengalami mimpi buruk tersebut setelah ayahnya dinyatakan meninggal karena Covid-19.
Malik mengatakan selama lebih dari sepekan terakhir ia berjuang untuk mendapatkan lahan untuk memakamkan jasad ayahnya. Hampir semua pemakaman di Irak menolak memakamkan jenazah yang meninggal karena virus corona.
Penolakan tersebut membuat keluarga tak memiliki pilihan selain tetap membiarkan jenazah berada di kamar mayat rumah sakit untuk sementara waktu.
"Kami tidak bisa mencarikan lahan pemakaman dan belum bisa menguburkan jasadnya, meskipun sudah lebih dari seminggu sejak ia dinyatakan meninggal," ujar Malik.
Selain mendapat penolakan, Malik mengaku ia dan keluarganya sempat mendapat ancaman dari orang-orang bersenjata. Mereka mengancam akan membakar mobil yang dikendarainya jika nekat menguburkan jenazah di daerah mereka.
Kementerian Agama Irak seperti mengutip AFP, mengatakan penolakan pemakaman jasad korban corona muncul lantaran warga khawatir penyakit tersebut menyebar dari mayat ke warga yang mendiami kawasan sekitar.
Penolakan bukan hanya datang dari warga, tokoh masyarakat yang berada di sekitar Baghdad sempat mencegah pejabat kementerian kesehatan untuk memakamkan empat jenazah di area pemakaman yang khusus diperuntukkan untuk korban Covid-19. Akhirnya, jasad-jasad itu dibawa kembali ke kamar mayat di rumah sakit.
"Kami memblokir pemakaman di daerah kami karena khawatir terhadap kesehatan anak-anak dan keluarga," ujar seorang warga yang tinggal di dekat salah satu pemakaman di Baghdad. Itulah gambaran situasi terkini di Irak yang jumlah penderita virus corona semakin hari semakin bertambah.
Perkembangan virus corona di Irak menurut sumber dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Baghdad, Irak, per tanggal 18 April 2020, warga yang terpapar virus corona sebanyak 1482 kasus. Meninggal dunia, 81 orang dan yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 906 orang.
Di masa lalu, Irak disebut Mesopatamia yang berarti "tanah di antara dua sungai, yaitu Sungai Tigris dan Sungai Euphrat yang mengalir sejauh 2300 kilometer ke Shatt al-Arab.
Warga Irak yang tewas sekarang ini tidak hanya dikarenakan virus corona, juga sejak invasi pasukan Amerika Serikat dan sekutunya melakukan invasi, penduduk Irak sudah menderita.
Tahun 2018, Angelina Jolie, tepatnya
pada tanggal16 Juni 2018, pernah mengunjungi Irak, yaitu ke Kota Mosul, kota kedua terbesar di Irak setelah Baghdad. Kota itu hancur berantakan.
Angelina Jolie adalah aktris Hollywood yang waktu itu ke Irak sebagai utusan khusus badan pengungsi PBB (UNHCR).
Jolie mendesak dunia internasional untuk tak melupakan warga Mosul, kota yang porak-poranda ditinggalkan gerilyawan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) yang tengah kesulitan membangun kembali kota mereka usai dilanda perang.
Pasukan pemerintah Irak berhasil membebaskan Mosul pada Juli 2017 dari kelompok bersenjata ISIS, yang menguasai kota di utara Irak itu selama tiga tahun dan menjadikannya sebagai salah satu basis "kekhalifahan" mereka.
Di tengah ancaman virus corona dan kehancuran Irak, masyarakat internasional menyaksikan unggahan video yang diklaim perkataan Saddam Husein mengenai ancaman Amerika kepada Irak menggunakan virus Corona. Setelah diteliti, ternyata video itu tidak benar.
Hal itu dikatakan putri Saddam Hussein, Raghdad Hussein, melalui akun Twitter mengatakan bahwa video tersebut palsu dan suara dalam video tersebut adalah suara orang lain yang meniru Saddam Hussein.
Inilah konten yang dimanipulasi tersebut:
“Listen to Saddam Hussein was in a 1990 meeting with his cabinet, telling them how America was threatening Iraq with Corona Virus. This prove beyond the shadow of a doubt that Corvid-19 is a US biological weapon.
Artinya: "Dengarkan Saddam Hussein dalam pertemuan tahun 1990 dengan kabinetnya, memberi tahu mereka bagaimana Amerika mengancam Irak dengan Virus Corona. Ini membuktikan di luar bayangan keraguan bahwa Corvid-19 adalah senjata biologis AS yang dicuri China yang dan bocor di laboratorium Wuhan cina”
Beredar video yang diunggah melalui Facebook tentang Saddam Hussein mengatakan kepada kabinetnya di sebuah pertemuan pada tahun 1990 bahwa Amerika mengancam Irak dengan virus Corona. Unggahan tersebut juga menyebutan virus Corona adalah senjata biologis Amerika yang dicuri oleh China dan bocor di laboratorium Wuhan.
Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari altnews.in, video tersebut berasal dari video yang sudah diunggah di YouTube pada 21 Juli 2015 oleh akun “AP Archive” dengan judul “President with his military advisors”.
Video tersebut adalah pertemuan Saddam Hussein dengan tentara Irak dalam pasukan “Iraqi Republican Guard.” Perlu diketahui tidak dijelaskan tempat dan waktu saat pertemuan tersebut terjadi.
Video dalam unggahan Facebook adalah hasil suntingan dengan teknik sulih suara. Hal tersebut diketahui ketika melakukan perbandingan dengan video asli yang diunggah di YouTube. Dalam video asli, tidak disebutkan sama sekali tentang virus Corona begitu pula di deskripsinya.
Deskripsi dalam YouTube menjelaskan bahwa di dalam video Saddam Hussein mengatakan “jika Tuhan berkehendak dan kita harus mengejar musuh, maka kita akan melakukannya.”
Seperti telah disebutkan, bantahan lain berasal dari putri Saddam Hussein, Raghdad Hussein, melalui akun Twitter dia mengatakan bahwa video tersebut palsu dan suara dalam video tersebut adalah suara orang lain yang meniru Saddam Hussein.
Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan video Facebook tentang Saddam Hussein mengatakan Amerika mengancam Irak dengan virus Corona adalah informasi yang salah. Oleh sebab itu, unggahan tersebut masuk dalam Manipulated Content atau Konten Yang Dimanipulasi.
Pertanyaannya, apakah video yang ternyata palsu tersebut ingin kembali mengingatkan kepada warga dunia, bahwa seandainya Saddam Hussein masih hidup, maka ia dapat mengatasi ancaman virus corona di Irak ?
Yang jelas, informasi terakhir bahwa Amerika Serikat (AS) memasok senjata kepada pasukannya di Irak, sementara pasukan Inggris bersiap menarik diri karena merebaknya virus corona di Negara 1001 Malam tersebut.
Sebelumnya pasukan AS yang berada di Suriah pun meski sebelumnya sudah menjadi keputusan Presiden AS Donald Trump untuk ditarik secara keseluruhan, bukan berarti pulang ke tanah airnya, AS, tetapi mereka langsung ditugaskan ke Irak. Berarti tidak ada jeda bagi pasukan AS tersebut. Hanya sekarang mengubah lokasi penugasan dari Suriah ke Irak.
Menurut kantor berita "Sputnik," waktu itu, di Moskow, bahwa tidak seluruhnya pasukan AS ditarik, karena masih ada sekitar 200 tentara penembak jitu AS yang sengaja ditinggalkan di Suriah.
Pertanyaan untuk Irak, begitu gentingkah situasi di wilayah itu setelah pasukan AS dan sekutunya menghancurkan Irak, kemudian menggulingkan Presiden Irak yang sah, Saddam Hussein yang dieksekusi sejak 2003 ? Waktu itu jumlah pasukan AS di Irak mencapai sekitar 170.000 sebelum penarikan penuh selesai pada 2011.
Pasukan AS kembali ke Irak pada tahun 2014 sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk memerangi pasukan IS (Negara Islam di Irak) yang melanda sebagian besar wilayah utara dan barat serta sejumlah negara.
Irak sekarang memang berada di dalam situasi sulit. Kehadiran pasukan AS di Irak memang perlu dikaji ulang. Sebelumnya AS lebih condong mendukung suku Kurdi Irak yang baru-baru ini mayoritas penduduknya ingin merdeka dari Irak. Tetapi dengan meninggalkan Suriah, pasukan AS seakan-akan membiarkan pasukan Kurdi diserang oleh pasukan Turki di perbatasan antara Suriah dan Turki.
Di sisi lain, perlu juga diperhitungkan, karena kehadiran pasukan AS di Irak yang bertetangga dengan Iran, suatu kecemasan AS juga terhadap Iran. AS sejak awal memang ingin memantau Iran dengan kehadiran pasukannya di Irak.
Tetapi menjadi pertanyaan, apakah Irak mengizinkan pasukan AS kembali ke Irak. Untuk ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Irak.
Perdana Menteri Irak sekarang adalah Adel Abdul Mahdi. Ia berasal dari Islam Syiah. Bersama Sayyid Muqtada al-Sadr, mereka menentang kehadiran pasukan AS di Irak. Hal ini wajar, karena sejak Saddam Hussein (Islam Sunni), mayoritas penduduk Irak beragama Islam Syiah ingin menunjukkan keberadaannya.
Pada tahun 2003, Saddam Hussein secara paksa diturunkan dari kekuasaan oleh AS, Inggris dan sekutunya selama Perang Irak. Kemudian pada hari Sabtu, 30 Desember 2016, menjelang pukul 6 pagi waktu Irak, Saddam Hussein menghembuskan nafas terakhir di tiang gantungan.
Situasi benar-benar berubah di Irak setelah Saddam Hussein. Pemerintahan tidak lagi di satu tangan. Presiden Irak setelah Saddam Husein, sekarang dipimpin dari suku Kurdi, Ahmed Salih. Ia adalah Presiden Irak ke-10 yang saat ini menjabat sejak 2 Oktober 2018. Dia juga adalah mantan perdana menteri Pemerintah Regional Kurdistan di Kurdistan Irak dan mantan wakil perdana menteri pemerintah federal Irak. Sementara kelompok Sunni di Irak setelah Saddam Hussein (Islam Sunni), tumbang diberi kekuasaan yang tidak begitu berpengaruh di Parlemen Irak.