Banyak di antara kita hanya melihat hubungan antara Pak Harto dengan Pak Nasution melalui foto di atas ini.Sangat akrab. Ini foto ketika Pak Harto dan Pak Nas dikukuhkan sebagai Jenderal Besar.Seorang lagi yaitu Jenderal Soedirman yang telah wafat.Jadi ada tiga jenderal dalam sejarah Indonesia memperoleh gelar Jenderal Besar.
Pernah Pak Susilo Bambang Yudhoyono diusulkan jadi Jenderal Besar, tetapi beliau menolak.
Foto di atas itu, hubungan erat antara dua orang jenderal tersebut.Tetapi tahukah kita, hubungan antara Pak Harto dengan Pak Nas, mantan Ketua MPRS dan Sekjen MPRS Abdul Kadir Besar?
Ini penuturan isteri Pak Nasution, Yohana Sunarti Nasution di Majalah "Tempo," 28 Juli 2002 halaman 64 dan 69 berjudul: "Setumpuk Buku 30 Tahun yang Lalu, " dan " Kami Dijauhi Seperti Penderita Lepra," tulisan Andari Karani :
" Abdul Kadir Besar, sejumlah pemgurus MPRS, dan pengelola Percetakan Siliwangi malah sempat diinterogasi.Tudingannya seram, membocorkan rahasia negara.Pak Nas dicekal dari tahun 1972 sampai 1993.Sejak itu, penjagaan dan fasilitas ditarik. Bahkan air PAM di rumah dicabut.Setiap hari intelijen mengamati kami.Semua yang dekat-dekat Pak Nas akan dibikin susah, sehingga orang takut datang. Yang setia datang adalah Surono dan Wiyogo Atmodarminto.Soepardjo Roestam juga pernah datang, tapi cuma sebentar, lalu pergi. Yang lain menjauh. Seolah-olah kami ini menderita lepra.Sewaktu Adam Malik meninggal, Bapak datang. Tiba-tiba ada tentara yang menarik Bapak dan menyuruh mundur dengan cara yang tidak sopan.Kurang ajar sekali mereka," ujar isteri Pak Nasution, Yohana Sunarti Nasution.
Selanjutnya Bu Nas mengatakan :
"Pak Nas bilang sudah memaafkan Pak Harto.Cuma ada satu orang yang
tidak mau dia maafkan.Tapi saya tak akan bilang siapa.Bapak bilang TNI sudah meninggalkan tugas seharusnya.TNI harusnya dekat dengan rakyat., bukan ikut memeras rakyat.Mengapa sekarang jadi begini? TNI sekarang masuk ke segala peran. Orang jadi mempermasalahkan Pak
Nas sebagai penggagas dwi fungsi.Pada hal dwifungsi yang dilakukan Pak Harto bukan yang dimaksud Pak Nas. Prinsip TNI punya hak juga di negeri ini.Tapi jangan di semua bidang."
Pernah Pak Susilo Bambang Yudhoyono diusulkan jadi Jenderal Besar, tetapi beliau menolak.
Foto di atas itu, hubungan erat antara dua orang jenderal tersebut.Tetapi tahukah kita, hubungan antara Pak Harto dengan Pak Nas, mantan Ketua MPRS dan Sekjen MPRS Abdul Kadir Besar?
Ini penuturan isteri Pak Nasution, Yohana Sunarti Nasution di Majalah "Tempo," 28 Juli 2002 halaman 64 dan 69 berjudul: "Setumpuk Buku 30 Tahun yang Lalu, " dan " Kami Dijauhi Seperti Penderita Lepra," tulisan Andari Karani :
" Abdul Kadir Besar, sejumlah pemgurus MPRS, dan pengelola Percetakan Siliwangi malah sempat diinterogasi.Tudingannya seram, membocorkan rahasia negara.Pak Nas dicekal dari tahun 1972 sampai 1993.Sejak itu, penjagaan dan fasilitas ditarik. Bahkan air PAM di rumah dicabut.Setiap hari intelijen mengamati kami.Semua yang dekat-dekat Pak Nas akan dibikin susah, sehingga orang takut datang. Yang setia datang adalah Surono dan Wiyogo Atmodarminto.Soepardjo Roestam juga pernah datang, tapi cuma sebentar, lalu pergi. Yang lain menjauh. Seolah-olah kami ini menderita lepra.Sewaktu Adam Malik meninggal, Bapak datang. Tiba-tiba ada tentara yang menarik Bapak dan menyuruh mundur dengan cara yang tidak sopan.Kurang ajar sekali mereka," ujar isteri Pak Nasution, Yohana Sunarti Nasution.
Selanjutnya Bu Nas mengatakan :
"Pak Nas bilang sudah memaafkan Pak Harto.Cuma ada satu orang yang
tidak mau dia maafkan.Tapi saya tak akan bilang siapa.Bapak bilang TNI sudah meninggalkan tugas seharusnya.TNI harusnya dekat dengan rakyat., bukan ikut memeras rakyat.Mengapa sekarang jadi begini? TNI sekarang masuk ke segala peran. Orang jadi mempermasalahkan Pak
Nas sebagai penggagas dwi fungsi.Pada hal dwifungsi yang dilakukan Pak Harto bukan yang dimaksud Pak Nas. Prinsip TNI punya hak juga di negeri ini.Tapi jangan di semua bidang."