Senin, 20 April 2020

MEREBAKNYA VIRUS CORONA DI IRAK HINGGA MUNCULNYA VIDEO PALSU SADDAM HUSSEIN


*Merebaknya Virus Corona di Irak hingga Munculnya Video Palsu Saddam Hussein*

 _Oleh Dasman Djamaluddin_
Irak, merupakan sebuah negara Arab berbentuk republik yang merdeka dan berdaulat di Timur Tengah.

Mengenai merebaknya virus corona di dunia, juga terasa di Irak. Banyak
anggota keluarga yang meninggal karena virus corona merupakan mimpi buruk tak berujung bagi warga Irak.

Saad Malik merupakan salah satu orang mengalami mimpi buruk tersebut setelah ayahnya dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Malik mengatakan selama lebih dari sepekan terakhir ia berjuang untuk mendapatkan lahan untuk memakamkan jasad ayahnya. Hampir semua pemakaman di Irak menolak memakamkan jenazah yang meninggal karena virus corona.

Penolakan tersebut membuat keluarga tak memiliki pilihan selain tetap membiarkan jenazah berada di kamar mayat rumah sakit untuk sementara waktu.

"Kami tidak bisa mencarikan lahan pemakaman dan belum bisa menguburkan jasadnya, meskipun sudah lebih dari seminggu sejak ia dinyatakan meninggal," ujar Malik.

Selain mendapat penolakan, Malik mengaku ia dan keluarganya sempat mendapat ancaman dari orang-orang bersenjata. Mereka mengancam akan membakar mobil yang dikendarainya jika nekat menguburkan jenazah di daerah mereka.

Kementerian Agama Irak seperti mengutip AFP, mengatakan penolakan pemakaman jasad korban corona muncul lantaran warga khawatir penyakit tersebut menyebar dari mayat ke warga yang mendiami kawasan sekitar.

Penolakan bukan hanya datang dari warga, tokoh masyarakat yang berada di sekitar Baghdad sempat mencegah pejabat kementerian kesehatan untuk memakamkan empat jenazah di area pemakaman yang khusus diperuntukkan untuk korban Covid-19. Akhirnya, jasad-jasad itu dibawa kembali ke kamar mayat di rumah sakit.

"Kami memblokir pemakaman di daerah kami karena khawatir terhadap kesehatan anak-anak dan keluarga," ujar seorang warga yang tinggal di dekat salah satu pemakaman di Baghdad. Itulah gambaran situasi terkini di Irak yang jumlah penderita virus corona semakin hari semakin bertambah.

Perkembangan virus corona di Irak menurut sumber dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Baghdad, Irak, per tanggal 18 April 2020, warga yang terpapar virus corona sebanyak 1482 kasus. Meninggal dunia, 81 orang dan yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 906 orang.

Di masa lalu,  Irak  disebut Mesopatamia yang berarti "tanah di antara dua sungai, yaitu Sungai Tigris dan Sungai Euphrat yang mengalir sejauh 2300 kilometer ke Shatt al-Arab.

Warga Irak yang tewas sekarang ini tidak hanya dikarenakan virus corona, juga sejak invasi pasukan Amerika Serikat dan sekutunya melakukan invasi, penduduk Irak sudah menderita.



Tahun 2018, Angelina Jolie, tepatnya
pada tanggal16 Juni 2018, pernah mengunjungi Irak, yaitu ke Kota Mosul, kota kedua terbesar di Irak setelah Baghdad. Kota itu hancur berantakan.

Angelina Jolie adalah aktris Hollywood yang waktu itu ke Irak sebagai utusan khusus badan pengungsi PBB (UNHCR).

Jolie mendesak dunia internasional untuk tak melupakan warga Mosul, kota yang porak-poranda ditinggalkan gerilyawan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) yang tengah kesulitan membangun kembali kota mereka usai dilanda perang.

Pasukan pemerintah Irak berhasil membebaskan Mosul pada Juli 2017 dari kelompok bersenjata ISIS, yang menguasai kota di utara Irak itu selama tiga tahun dan menjadikannya sebagai salah satu basis "kekhalifahan" mereka.

Di tengah ancaman virus corona dan kehancuran Irak, masyarakat internasional menyaksikan unggahan video yang diklaim perkataan Saddam Husein mengenai ancaman Amerika kepada Irak menggunakan virus Corona. Setelah diteliti, ternyata video  itu tidak benar.

Hal itu dikatakan putri Saddam Hussein, Raghdad Hussein, melalui akun Twitter mengatakan bahwa video tersebut palsu dan suara dalam video tersebut adalah suara orang lain yang meniru Saddam Hussein.

Inilah konten yang dimanipulasi tersebut:

“Listen to Saddam Hussein was in a 1990 meeting with his cabinet, telling them how America was threatening Iraq with Corona Virus. This prove beyond the shadow of a doubt that Corvid-19 is a US biological weapon.

Artinya: "Dengarkan Saddam Hussein dalam pertemuan tahun 1990 dengan kabinetnya, memberi tahu mereka bagaimana Amerika mengancam Irak dengan Virus Corona. Ini membuktikan di luar bayangan keraguan bahwa Corvid-19 adalah senjata biologis AS yang dicuri China yang dan bocor di laboratorium Wuhan cina”

Beredar video yang diunggah melalui Facebook tentang Saddam Hussein mengatakan kepada kabinetnya di sebuah pertemuan pada tahun 1990 bahwa Amerika mengancam Irak dengan virus Corona. Unggahan tersebut juga menyebutan virus Corona adalah senjata biologis Amerika yang dicuri oleh China dan bocor di laboratorium Wuhan.

Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari altnews.in, video tersebut berasal dari video yang sudah diunggah di YouTube pada 21 Juli 2015 oleh akun “AP Archive” dengan judul “President with his military advisors”.

Video tersebut adalah pertemuan Saddam Hussein dengan tentara Irak dalam pasukan “Iraqi Republican Guard.” Perlu diketahui tidak dijelaskan tempat dan waktu saat pertemuan tersebut terjadi.

Video dalam unggahan Facebook adalah hasil suntingan dengan teknik sulih suara. Hal tersebut diketahui ketika melakukan perbandingan dengan video asli yang diunggah di YouTube. Dalam video asli, tidak disebutkan sama sekali tentang virus Corona begitu pula di deskripsinya.

Deskripsi dalam YouTube menjelaskan bahwa di dalam video Saddam Hussein mengatakan “jika Tuhan berkehendak dan kita harus mengejar musuh, maka kita akan melakukannya.”

Seperti telah disebutkan, bantahan lain berasal dari putri Saddam Hussein, Raghdad Hussein, melalui akun Twitter dia mengatakan bahwa video tersebut palsu dan suara dalam video tersebut adalah suara orang lain yang meniru Saddam Hussein.

Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan video Facebook tentang Saddam Hussein mengatakan Amerika mengancam Irak dengan virus Corona adalah informasi yang salah. Oleh sebab itu, unggahan tersebut masuk dalam Manipulated Content atau Konten Yang Dimanipulasi.

Pertanyaannya, apakah video yang ternyata palsu tersebut ingin kembali mengingatkan kepada warga dunia, bahwa seandainya Saddam Hussein masih hidup, maka ia dapat mengatasi ancaman virus corona di Irak ?

Yang jelas, informasi terakhir bahwa Amerika Serikat (AS)  memasok senjata kepada pasukannya di Irak, sementara pasukan Inggris bersiap menarik diri karena merebaknya virus corona di Negara 1001 Malam tersebut.

Sebelumnya  pasukan AS yang berada di Suriah pun meski sebelumnya sudah menjadi keputusan Presiden AS Donald Trump untuk ditarik secara keseluruhan, bukan berarti pulang ke tanah airnya, AS, tetapi mereka langsung ditugaskan ke Irak. Berarti tidak ada jeda bagi pasukan AS tersebut. Hanya sekarang mengubah lokasi penugasan dari Suriah ke Irak.

Menurut kantor berita "Sputnik," waktu itu, di Moskow, bahwa tidak seluruhnya pasukan AS ditarik, karena masih ada sekitar 200 tentara penembak jitu AS yang sengaja ditinggalkan di Suriah.

Pertanyaan untuk Irak, begitu gentingkah situasi di wilayah itu setelah pasukan AS dan sekutunya menghancurkan Irak, kemudian menggulingkan Presiden Irak yang sah, Saddam Hussein yang dieksekusi sejak 2003 ? Waktu itu jumlah pasukan AS di Irak mencapai sekitar 170.000 sebelum penarikan penuh selesai pada 2011.

Pasukan AS kembali ke Irak pada tahun 2014 sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk memerangi pasukan  IS (Negara Islam di Irak) yang melanda sebagian besar wilayah utara dan barat serta sejumlah negara.

Irak sekarang memang berada di dalam situasi sulit. Kehadiran pasukan AS di Irak memang perlu dikaji ulang. Sebelumnya AS lebih condong mendukung suku Kurdi Irak yang baru-baru ini mayoritas penduduknya ingin merdeka dari Irak. Tetapi dengan meninggalkan Suriah, pasukan AS seakan-akan membiarkan pasukan Kurdi diserang oleh pasukan Turki di perbatasan antara Suriah dan Turki.

Di sisi lain, perlu juga diperhitungkan, karena kehadiran pasukan AS di Irak yang bertetangga dengan Iran, suatu kecemasan AS juga terhadap Iran. AS sejak awal memang ingin memantau Iran dengan kehadiran pasukannya di Irak.

Tetapi menjadi pertanyaan, apakah Irak mengizinkan pasukan AS kembali ke Irak. Untuk ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Irak.

Perdana Menteri Irak sekarang adalah Adel Abdul Mahdi. Ia berasal dari Islam Syiah. Bersama Sayyid Muqtada al-Sadr, mereka menentang kehadiran pasukan AS di Irak. Hal ini wajar, karena sejak Saddam Hussein (Islam Sunni), mayoritas penduduk Irak beragama Islam Syiah ingin menunjukkan keberadaannya.

Pada tahun 2003, Saddam Hussein secara paksa diturunkan dari kekuasaan oleh AS, Inggris dan sekutunya selama Perang Irak. Kemudian pada hari Sabtu, 30 Desember 2016, menjelang pukul 6 pagi waktu Irak, Saddam Hussein menghembuskan nafas terakhir di tiang gantungan.

Situasi benar-benar berubah di Irak setelah Saddam Hussein.  Pemerintahan tidak lagi di satu tangan. Presiden Irak setelah Saddam Husein, sekarang dipimpin dari suku Kurdi,  Ahmed Salih. Ia adalah Presiden Irak ke-10 yang saat ini menjabat sejak 2 Oktober 2018. Dia juga adalah mantan perdana menteri Pemerintah Regional Kurdistan di Kurdistan Irak dan mantan wakil perdana menteri pemerintah federal Irak. Sementara kelompok Sunni di Irak setelah Saddam Hussein (Islam Sunni), tumbang diberi kekuasaan yang tidak begitu berpengaruh di Parlemen Irak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar