Sabtu, 21 Januari 2017

Tentang Pemindahan Makam Tan Malaka ke Sumatera Barat

Ini adalah makam Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sepintas banyak yang bertanya, kenapa Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat ini dimakamkan di daerah Jawa Timur?

Tan Malaka asli berasal dari Sumatera Barat. Lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat pada tanggal 2 Juni 1897. Dua buah bukunya yang terkenal "Madilog," dan "Gerpolek (Gerilya-Politik dan Ekonomi)." Buat saya, gagasannya ingin agar bangsa Indonesia merdeka 100 persen sangatlah menarik.Sudah tentu gagasan ini dicanangkannya setelah terlibat langsung untuk merebut kemerdekaan dari penjajah dengan mengorbankan harta dan nyawa.Untuk itu perlu dipertegas, agar bangsa Indonesia merdeka 100 persen. Untuk itulah, mereka ingin di berbagai bidang, politik, ekonomi dan bidang lainnya merdeka dan berdaulat 100 persen.

Tan Malaka adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pendiri Partai Murba.Pada waktu Tan Malaka meninggal dunia, ia tidak menyaksikan pembubaran PKI tahun 1966, karena sudah meninggal dunia karena ditembak pasukan Indonesia sendiri pada 21 Februari 1949 di usia 51 tahun di Kediri. Informasi ini terungkap dari pernyataan Sejarawan Belanda Harry A Poeze.Setelah Indonesia merdeka, Wakil Presiden Mumammad Hatta mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden No.X (huruf eks, bukan angka 10 ejaan Romawi).Semua partai diizinkan berdiri, termasuk PKI. Dalam Pemilu 1955, PKI termasuk ke dalam empat partai besar pemenang Pemilu. Seandainya Tan Malaka masih hidup saat itu, sudah tentu ia bergembira. Boleh jadi juga jika masih hidup,  usianya sudah 68 tahun di tahun 1966, di mana ia juga akan ditahan TNI pada akhirnya, karena setelah Supersemar dikeluarkan, sehari sesudahnya PKI resmi dibubarkan dan siapa pun yang berkaitan dengan PKI ditahan dan ada di antaranya dihukum atau jika membahayakan ditembak mati.
Tanggal 21 Februari 2018 nanti genap 69 tahun kepergian Tan Malaka. Saya mendengar informasi, masyarakat Minangkabau menginginkan agar tepat hari meninggalnya bulan itu, jenazahnya akan dipindahkan dari Kediri ke Sumatera Barat. Sementara warga Kediri menolak rencana itu.Menurut saya sudah saatnya pula Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) ikut membantu menangani hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar