Foto yang saya ambil dari blog Adibsusilasuraj di atas mengingatkan kita kepada sebuah organisasi insan pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang lahir pada 9 Februari 1946.Mengapa tidak? Kedua tokoh pers ini, yaitu Burhanudin Mohamad Diah (BM Diah) dan Rosihan Anwar pernah terjadi konflik memperebutkan Ketua Umum PWI. Akhirnya pemerintah turun tangan dan mengakui kepengurusan PWI pimpinan BM Diah.Lengkap pertarungan itu dapat dibaca di buku "Butir-Butir Padi B.M.Diah " yang saya tulis.
Kedua tokoh pers Indonesia ini sudah tiada. Menjelang Hari Pers Nasional, 2017 yang rencananya akan diselenggarakan di Kota Ambon, Provinsi Maluku, maka baru-baru ini terbit buku wartawati harian "Pedoman," ibu Dewi Asiah Rais Abin berjudul "Hidayat, Father, Friend and A Gentlemen," diterbitkan oleh Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia.Menariknya di buku ini, ketika Pak Hidayat meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, tidak ada media yang memberitakan meski inspektur upacara adalah Menteri Pertahanan RI Juwono Soedarsono.Pertanyaan wartawan senior alm.Rosihan Anwar di buku ini, mudah-mudahan terjawab di Hari Pers Nasional 2017 kali ini. Bagaimanapun peranan Pak Hidayat dalam membentuk Pemerintah Darurat RI sangat penting, sebagaimana tulisan saya sebagai hasil perjalanan ke pusat Pemerintahan Darurat RI di Sumatera Barat baru-baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar